Selasa, 31 Juli 2012

Sectio Secarea


I.      Jenis-jenis operasi SC
1. Abdomen (section sesaria abdominalis)
a.       SC Transperitonealis
o   SC klasik atau corporal (dengan insisi memanjang pada korpus uteri.)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus  uteri kira-kira 10 cm.
Kelebihan:
ü  Mengeluarkan janin dengan cepat
ü  Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik
ü  Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan:
ü  Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada reperitonialis yang baik.
ü  Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan.

o   SC Ismika atau profundal (low servical dengan insisi pada segmen bawah rahim.)
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah rahim (low servical tranversal) kira-kira 10 cm.

Kelebihan :
à Penjahitan luka lebih mudah
à Penutupan luka dengan reperitonialisasi yang baik
à Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebarab isi uterus ke rongga peritoneum.
à Perdarahan tidak begitu banyak.
à Kemungkinan rupture uteri spontan berkurang/lebih kecil.
Kekurangan :
à Luka dapat meleber kekiri, kanan, dan bawah sehingga dapat menyebabkan arteri uterine pacah sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak.
à Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi

b.      SC ekstraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak membuka cavum abdominal.

2. Vagina (section sesaria vaginalis)
Menurut sayatan pada rahim , SC dapat dilakukan sb:
  • Sayatan memanjang (longitudinal)
  • Sayatan melintang (transversal)
  • Sayatan huruf T (T insicion)

II.      Indikasi
Operasi SC dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun janin, dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan SC
Proses persalinan normal lama/kegagalan proses persalinan normal (dystasia)
  • Fetal distress
  • His lemah/melemah
  • Janin dalam posisi sungsang atau melintang
  • Bayi besar (BBL ≥ 4,2 kg)
  • Plasenta previa
  • Kelainan letak
  • Disproporsi cevalo-pelvik (ketidakseimbangan anatar ukuran kepala dan panggul)
  • Rupture uteri mengancam
  • Hydrocephalus
  • Primi muda atau tua
  • Partus dengan komplikasi
  • Panggul sempit
  • Problem plasenta

III.      Komplikasi
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain:
1.      Infeksi puerperal (nifas)
"  Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
"  Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut sdikit kembung
"  Berat, peritonitis, sepsis dan usus paralitik.
2.      Perdarahan
"  Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
"  Perdarahan pada plasenta bed
3.      Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila peritonialisasi terlalu tingi
4.      Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar