Luka bakar
dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja baik di rumah,
tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Penyebab luka bakarpun
bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas bahkan bahan kimia,
aliran listrik dan lain-lain
Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi
kerusakan kulit selain itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh.
Cidera luka bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas masih merupakan
penyebab utama kematian dan disfungsi berat jangka panjang
Pendapat di atas tidak akan terwujud tanpa adanya
penanganan yang cepat dan tepat serta kerja sama yang baik antara anggota tim
kesehatan yang terkait. Penderita luka bakar memerlukan perawatan secara khusus
karena luka bakar berbeda dengan luka tubuh lain (seperti luka tusuk, tembak,
dan sayatan). Hal ini disebabkan karena pada luka bakar terdapat keadaan
seperti:
1.
Ditempati kuman dengan
patogenitas tinggi
2.
Terdapat banyak jaringan mati
3.
Mengeluarkan banyak air, serum
dan darah
4.
Terbuka untuk waktu yang lama
(mudah terinfeksi dan terkenal trauma)
5.
Memerlukan jaringan untuk
menutup
Berbagai
karakteristik unit luka bakar membutuhkan intervensi khusus yang berbeda.
Perbedaan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh penyebab luka bakar dan
bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan
perawatan/ intervensi lebih intensif dibandingkan luka bakar yang hanya sedikit
dan superfisial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka
bakar yang disebabkan zat kimia atau radiasi atau listrik membutuhkan
penanganan yang berbeda meskipun luas luka bakarnya sama. Luka bakar yang
mengenai daerah genetalia mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya
infeksi dibandingkan dengan luka bakar yang ukuran/luasnya sama pada bagian
tubuh yang lain. Luka bakar yang mengenai tangan dan kaki dapat mempengaruhi
kapasitas fungsi pasien (produktivitas/kemampuan kerja) sehingga memerlukan
teknik penanganan yang berbeda dengan bagian tubuh lain (Sherif dan Sato, 1989
dalam Effendi, 1999).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar