Selasa, 31 Juli 2012

Rawat Gabung


2.    Rawat Gabung
a.       Pengertian Rawat Gabung
Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam sebuah ruang selama 24 jam penuh. Istilah rawat gabung parsial yang dahulu banyak dianut seperti hanya dilakukan pada siang hari sedangkan pada malam harinya bayi dirawat di kamar bayi, sudah tidak dibenarkan lagi (Prawirohardjo, 2008).
Banyak fasilitas kesehatan yang merawat ibu bersalin belum melaksanakan program rawat gabung. Berbagai alasan di ajukan antara lain:
1)      Rasa kasihan karena ibu masih lelah habis melahirkan sehingga perlu istirahat
2)      Ibu belum dapat merawat bayinya sendiri
3)      Kekhawatiran bahwa pada jam kunjungan bayi tertular penyakit yang dibawa oleh pengunjung
4)      Fasilitas kesehatan ingin memberikan pelayanan sebaik-baiknya sehingga ibu bisa beristirahat
Hal ini tidak perlu terjadi apabila ibu dan petugas kesehatan mengerti akan keuntungan dari rawat gabung.
b.      Manfaat Rawat Gabung
Kontak dini antara ibu dan bayi yang telah dibina sejak dari kamar bersalin seharusnya tetap dipertahankan dengan merawat bayi bersama ibunya (rawat gabung). Keuntungan rawat gabung antara lain adalah:
1)      Aspek Psikologis
Dengan rawat gabung antara ibu dan bayi akan terjalin proses lekat (bonding). Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya. Kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak diperlukan oleh bayi. Rasa aman, terlindung, dan percaya pada orang lain (basic trust) merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri pada bayi. Ibu akan merasa bangga karena dapat memberikan yang terbaik bagi bayinya.
2)      Aspek Fisik
Dengan rawat gabung, ibu dengan mudah menyusui kapan saja bayi menginginkannya. Dengan demikian, ASI juga akan cepat keluar.
3)      Aspek Fisiologis
Dengan rawat gabung, bayi dapat disusui dengan frekuensi yang lebih sering dan menimbulkan refleks prolaktin yang memacu proses produksi ASI dan refleks oksitosin yang membantu pengeluaran ASI dan mempercepat involusi rahim. Pemberian ASI eksklusif dapat juga dipergunakan sebagai metode keluarga berencana (metode amenorea laktasi) asal memenuhi syarat yaitu usia bayi belum berusia 6 bulan, ibu belum haid lagi, dan bayi masih diberikan ASI secara eksklusif.
4)      Aspek Edukatif
Dengan rawat gabung ibu, terutama yang primipara, akan mempunyai pengalaman menyusui dan merawat bayinya. Juga memberi kesempatan bagi perawat untuk tugas penyuluhan, antara lain posisi dan perlekatan bayi untuk menyusui dan tanda-tanda bahaya pada bayi. Ibu juga segera dapat mengenali perubahan fisik atau perilaku bayi dan menanyakan pada petugas hal-hal yang dianggap tidak wajar. Sarana ini juga dapat dipakai sebagai sarana pendidikan bagi keluarga.
5)      Aspek Medis
Dengan rawat gabung, ibu merawat bayinya sendiri. Bayi juga tidak terpapar dengan banyak petugas sehingga infeksi nosokomial dapat dicegah. Di samping itu, kolostrum yang banyak mengandung berbagai zat protektif akan cepat keluar dan memberikan daya tahan bagi bayi.
6)      Aspek Ekonomi
Dengan rawat gabung, pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin sehingga anggaran pengeluaran untuk membeli susu formula dan peralatan untuk membuatnya dapat dihemat. Ruang bayi tidak perlu ada dan ruang dapat digunakan untuk hal yang lain. Lama rawat juga bisa dikurangi sehingga pergantian pasien bisa lebih cepat (Prawirohardjo, 2008).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar