Gizi memiliki peranan yang tidak diragukan lagi pada tumbuh
kembang anak terutama dalam kaitannya dengan lingkungan anak sejak dalam
kandungan hingga remaja. Pola makan dan kualitas makanan anak di negara-negara
tropik merupakan tantangan yang sangat perlu dikaji lebih mendalam untuk
menjawab masalah gizi pada tumbuh kembang anak di Indonesia.
Sejak
lama telah diketahui bahwa gizi sangat penting peranannya dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan anak sejak konsepsi dalam rahim dan berakhir pada
masa pubertas. Dalam tumbuh kembang anak terdapat tahapan yang perlu
diperhatikan pada periode kritis:
1. Tahap Prenatal (dalam rahim)
Merupakan bagian dari suatu proses
perkembangan genetik yang dimodifikasi oleh variable ibu (maternal), apabila
ibu hamil mendapatkan makanan yang cukup, maka bayi yang dikandungnya akan
lahir normal. Pada ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi akan melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah.
2. Tahap Postnatal (pasca lahir)
Dimana bayi dalam proses tumbuh
kembang hingga dewasa dipengaruhi oleh lingkungan hidup keluarganya, sosial,
ekonomi dan faktor lingkungan lainnya.
Gizi yang tepat merupakan promosi
utama untuk pertumbuhan dan perkembangan normal pada anak waktu tahap-tahap di
atas. Anak membutuhkan:
a. Makro Nutrien (protein, lemak, karbohidrat dan
cairan)
b. Mikro Nutrien (vitamin dan mineral)
Kehidupan
manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia kecil
telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan
kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat gizi
yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai
konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya.
Kehamilan
selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat peningkatan
volume cairan dan sel darah merah serta penurunan konsentrasi protein pengikat
nutrisi dalam sirkulasi darah, begitu juga dengan penurunan nutrisi mikro. Pada
kebanyakan negara berkembang, perubahan ini dapat diperburuk oleh kekurangan
nutrisi dalam kehamilan yang berdampak pada defisiensi nutrisi mikro seperti
anemia yang dapat berakibat fatal pada ibu hamil dan bayi baru lahir dalam
kehamilan misalnya, dapat berakibat gangguan signifikan pertumbuhan tulang.
Pemberian asam folat tidak saja berguna untuk perkembangan otak sejak janin
berwujud embrio, tetapi menjadi kunci penting pertumbuhan fungsi otak yang
sehat selama kehamilan meski
dalam jumlah terminimum sekalipun, keterbatasan nutrisi kehamilan (maternal)
pada saat terjadinya proses pembuahan janin dapat berakibat pada kelahiran
prematur dan efek negatif jangka panjang pada kesehatan janin.
Selain
itu, adanya krisis energi berakibat menurunnya daya beli masyarakat terutama
kelompok dibawah garis kemiskinan akan memicu masalah yang lebih besar pada
masa depan bangsa. Ibu hamil serta janinya rentan terhadap dampak krisis energi
yang sedang terjadi. Asupan nutrisi saat ibu hamil akan sangat berpengaruh pada
outcome kehamilan tersebut. Usaha untuk mencegah gizi buruk tidak harus
menunggu berhasilnya pembangunan ekonomi sampai masalah kemiskinan dituntaskan.
Pembangunan ekonomi rakyat dan menanggulangi kemiskinan memakan waktu lama.
Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa diperlukan waktu lebih dari 20 tahun
untuk mengurangi penduduk miskin dari 40% (1976) menjadi 11% (1996). Data
empirik dari dunia menunjukkan bahwa program perbaikan gizi dapat dilakukan
tanpa harus menunggu rakyat menjadi makmur, tetapi perhatian pada golongan yang
beresiko kekurangan asupan zat gizi akan membantu mengurai peliknya masalah
kemiskinan. Dan diharapkan program perbaikan gizi menjadi bagian yang eksplisit
dari program pembangunan untuk memakmurkan rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar